Peningkatan Budaya Literasi di SMK Muhammadiyah 1 Tempel

Literasi merupakan ciri utama seorang akademisi, sebab dunia pendidikan selalu menuntut lahirnya karya ilmiah yang kemudian dipublikasikan dalam bentuk buku teks atau buku ajar di sekolah maupun perguruan tinggi. Setiap guru idealnya memiliki kemampuan menulis buku ajar sebagai pedoman bagi peserta didiknya. Dengan begitu, materi yang diajarkan bukan hanya tersusun rapi, tetapi juga dipahami secara mendalam oleh guru sehingga lebih mudah disampaikan dengan penuh penghayatan. Budaya literasi perlu dibiasakan dan dilatih secara berkesinambungan agar menghasilkan karya yang berkualitas serta menarik minat pembaca.

SMK Muhammadiyah 1 Tempel Sleman Yogyakarta, sebagai lembaga pendidikan kejuruan, memiliki keunikan tersendiri dalam mendidik siswa. Karena itu, guru-gurunya dituntut terus meningkatkan kualitas pembelajaran, salah satunya melalui penguatan budaya literasi. Harapannya, karya-karya yang dihasilkan mampu menembus tingkat nasional dalam bentuk publikasi ilmiah. Oleh sebab itu, pelatihan penulisan buku ajar menjadi penting bagi para guru di sekolah ini.

Pelatihan literasi tersebut difasilitasi oleh Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dari Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Narasumber pertama, Dr. Yusron Masduki, S.Ag., M.Pd.I, membawakan tema “Peningkatan Budaya Literasi melalui Pembuatan Buku Ajar di Sekolah.” Pemateri kedua, Sutipyo Ru’iya, S.Ag., M.Si, menjelaskan “Penggunaan Zotero sebagai Aplikasi Penulisan Referensi dalam Karya Tulis Ilmiah.” Sedangkan Dr. Sri Roviana, M.A., menyampaikan pentingnya keterampilan digital dalam menunjang pendidikan maupun bisnis.

Kegiatan ini diikuti oleh seluruh guru SMK Muhammadiyah 1 Tempel. Dalam sambutannya, Kepala Sekolah, Ustadz Ahmad Maftuhin, M.Hi., menekankan bahwa peningkatan literasi sangat bermanfaat, terutama bagi guru yang sudah tersertifikasi. Kegiatan ini mendorong mereka untuk menghasilkan buku ajar, artikel jurnal, maupun prosiding yang dapat meningkatkan reputasi sekolah di masyarakat Sleman dan Yogyakarta.

Menurut Yusron Masduki, tujuan utama pelatihan ini adalah memberikan pemahaman dan keterampilan dasar penulisan buku ajar. Kegiatan dilakukan melalui penyuluhan, pelatihan, hingga praktik langsung. Hasilnya diharapkan menjadi pedoman pengembangan kompetensi guru agar semakin profesional.

Sementara itu, Sutipyo Ru’iya menegaskan bahwa penggunaan reference manager adalah hal wajib dalam penulisan karya ilmiah abad ke-21. Aplikasi seperti Zotero, Mendeley, dan Endnote mempermudah penyusunan sitasi, daftar pustaka, hingga pengelolaan metadata. Selain itu, aplikasi ini juga memungkinkan kolaborasi melalui grup penelitian dan pencarian sumber referensi digital.

Adapun Sri Roviana menekankan pentingnya transformasi digital, sebab hampir seluruh aktivitas kini dilakukan secara online—mulai dari transaksi kebutuhan sehari-hari, pendidikan, hingga layanan publik. Karena itu, guru dan masyarakat perlu melek teknologi agar tidak ketinggalan zaman. Data terbaru bahkan menunjukkan pergeseran popularitas media sosial di Indonesia, di mana Instagram kini lebih dominan dibanding Facebook maupun Twitter. Hal ini menegaskan bahwa digitalisasi adalah fenomena global yang perlu disikapi dengan bijak, terutama dalam membimbing peserta didik.

Dengan adanya pelatihan literasi ini, guru-guru SMK Muhammadiyah 1 Tempel diharapkan dapat memperluas wawasan, meningkatkan kualitas pembelajaran, serta berkontribusi dalam pengembangan pendidikan sekaligus memperkuat citra sekolah di masyarakat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *